Monday 26 March 2007

LANTAS???

Berjuta kalikah atau bermilyar kalikah ku mendurhakai-Mu...
Namun, hanya berapa kali saja yang ku catat dalam ingatanku...
Atau bahkan, tak satupun kedurhakaanku yang ingat tuk kucatat...
Padahal, ke manapun aku pergi...
Dua tim audit-Mu senantiasa mengawasi langkahku...
Dan mencatat segala kedurhakaanku tanpa terlewat sedikitpun....
Lantas mengapa, aku masih saja merasa aman???

Hanya berapa kali ku berbakti kepada-Mu...
Dengan cekatan dan tanpa ku tunda-tunda...
Kucatat, bahkan ku patri kuat-kuat dalam ingatanku...
Bahwa aku telah selesai melaksakan perbuatan ‘mulia’....
Padahal, ku tak mampu memastikan...
Apakah ikhlasku telah menghiasi perbuatan ‘mulia’ku...
Lantas mengapa, aku masih menganggap perlu berbangga???

Berapapun banyak harta yang ku tumpuk-tumpuk...
Hanyalah sepersekian milyar atau bahkan sepersekian trilyun dari harta-Mu...
Atau, bila ku mampu berfikir jernih...
Apa yang ku miliki sejatinya adalah titipan dari-Mu..
Yang setiap saat dapat kau tagih dengan perlahan atau seketika...
Baik ku bersedia maupun terpaksa...
Lantas mengapa, aku masih siap bersifat tamak???

Bila dibanding dengan makhluq-Mu yang ada di semesta ini...
Maka aku hanyalah bagai setitik kecil mikroba yang ada pada sebuah gunung...
Yang setiap saat dapat dilenyapkan dengan amat mudahnya...
Lantas mengapa, aku tanpa malu masih saja sombong???

Ya Rabb, ampunilah kejahilan hamba-Mu ini.....




30 November 2006

-SRD-

Maaf....

Maaf, bila aku belum mampu memilihmu...
karena aku merasa kau jaauh lebih bermutu dari diriku..
aku belum sanggup menyamakan posisiku denganmu dalam Pandangan-Nya..
karena aku masih saja asyik menatap dunia..

Hatiku belum sanggup me-nomor dua-kan dunia...
aku masih belum terlalu tabah menerima apa yang Allah berikan untukmu...
tapi bagaimanapun, aku mengharap uluran do'a darimu...
agar Dia mencurahkan seseorang yang kualitasnya minimal setara denganmu..

sungguh, hadirmu adalah sebuah anugrah Allah terbesar bagiku
walau hanya sesaat.....

Tuesday 20 March 2007

MALAM SUNYI

Ketika malam hadir bersama kesunyiannya
Dan langit pekat tanpa purnama
Jiwaku terus melangkah pergi menjauh
Mencari bayangmu yang mulai rapuh

Kupanggil dan terus kupanggil namamu
Berhias syair nada rindu
Yang telah lama mendayu jenuh
Tanpa pasti, tiada tentu

Ku coba tatap langit sendu tiada bintang
Menambah duka hati yang kian bimbang
Berharap kasih tak kunjung datang
Membawa mentari bersinar terang



08 Desember 2006

Ya Rabb....

Ku ayun langkah lunglai lemah tanpa arah
Ketika ku melangkah menghindar jauh dari Cinta-Mu
Manakala indah dunia membius lena relung hati
Hingga ku buta, bisu, tuli dari Petunjuk-Mu

Ku tuduh Engkau telah menghinakan aku dengan Ujian-Mu
Ku durhakai Engkau meski kasih-Mu menyelimuti aku
Ku tolak segala Perintah-Mu tuk menuju-Mu
Seraya ku lakukan segala Larangan menjauh dari-Mu

Meski ku merasa bosan dengan ujian Cinta-Mu
Namun, tanpa jemu dan jenuh Kau tetap mengasihi aku
Kau tetap mencurahkan sayang-Mu untukku
Agar ku dapat terus berharap dan sadar betapa indah Cinta-Mu

Ya Rabb, ya Rahman ya Rahim
Kasihi aku dengan Rahmat-Mu
Muliakan aku dengan Cinta, kasih dan Sayang-Mu
Tunjuki aku dengan arahan Hidayah-Mu



11 DESEMBER 2006


S R D

Thursday 15 March 2007

KETIKA IA JATUH CINTA*

Ku saksikan wajahnya kini selalu ceria...
Ia terus melantunkan syair-syair tentang cinta...
Sesuatu rasa yang mungkin kini sedang dirasa...
Rasa yang begitu indah...

Ketika suatu saat ia menyebutkan sebuah nama...
Ku dapati matanya berbinar, penuh makna...
Dengan malu-malu coba ia sembunyikan rasa itu...
Sebuah rasa yang kini mengawan di hatinya...

Benarkah ia sedang dilanda cinta?
Bila iya, semoga ia tak salah mengartikan makna cinta...
Moga ia mengerti siapakah sebenarnya yang patut untuk dicinta...
Agar ia tak salah langkah dalam mengolah sebuah cinta...


18 Desember 2006

*) untuk seorang adikku yang tercantik

Bidadari Syurga.....

Ya Rabbi....
Sungguh saat ini aku tersasar dalam belantara ni'mat-Mu..
namun, aku tak mampu mereguk betapa dahsyat rasa cinta-Mu...
karena begitu banyak dosa yang kian menutup hatiku...
sehingga ia menjadi buta, tuli dari kebenaran dan kebesaran Rahmat-Mu...

Ya Rahman....
aku belum mampu menerima setiap karunia-Mu...
karena hatiku masih condong kepada dunia....
dengan keMaha-Sayang-Mu Ya Rahim...
curahkan padaku sebentuk hati yang selalu menerima segala karunia-Mu...

karena bisa jadi apa yang Kau curahkan bagiku berupa keburukan -dalam pandangan egoku-...
yang biasanya ku benci, ku tolak adalah baik bagiku..
dan dengan izin-Mu ia kan menjadi mahar..
demi meraih bidadari syurga di janatul Firdaus-Mu


-15 Maret 2007-

Wednesday 14 March 2007

Kasih....

Kasih...
Sudilah kau membantu memperkuat langkahku
Karena arah yang sedang ku tuju adalah sebuah tujuan abadi
Yang hanya dapat ku tempuh hanya dengan memurnikan cinta agungku hanya pada-Nya

Kasih...
Redha’lah pada setiap sikapku
Yang hanya mampu memberikan sebentuk cinta bersyarat kepadamu
Karena hanya cinta itulah yang cocok ku berikan untukmu

Kasih...
Izinkan aku memilihmu
Untuk menjadi kandidat utama sebagai rektor madrasah bagi penerusku kelak
Yang akan mendo’akan aku setelah kepulanganku

Kasih..
Semoga kau dapat memahami
Sungguh aku mendambakan dapat mempersunting bidadari di Syurga-Nya nanti
Maka bantukah aku dalam menemukan maharnya

Hidup dan Mati

Setiap yang hidup pasti akan menghadapi mati
Tak akan pernah ada hidup tanpa tersebutnya mati
Demikian pula, takkan menjelma dunia tanpa hadirnya akhirat
Seperti halnya adanya awal karena pasti berakhir

Jadi, usahlah takut mati
Karena setelahnya, ada kehidupan abadi

Tapi ingatlah ke manakah anda hendak menuju setelah mati
Syurga-Nya yang dipenuhi ni’mat
Atau, neraka-Nya yang dinaungi la’nat

Bila inginkan syurga-Nya
Jangan ma’siat kepada-Nya
Apakah mungkin anda terhindar dari neraka-Nya
Tanpa bersedia mengaku hamba terhadap-Nya

Lalu, bagaimana mungkin terni’mati syurga
Tanpa melewati mati
Rinduilah syurga seperti halnya merindui kekasih
Karena, setiap kekasih kan merusaha mendapatkan apa yang dirindui




11 DESEMBER 2006

DESIR CINTA

DESIR CINTA

Desiran cinta yang kini mengalun indah di dalam sukma….
Memaksa aku tuk terus melantunkan puisi indah penuh makna…
Tuk memuji dan terus memuji…..
Sampai hilang ditelan sepi…
Sunyi….

Namun kini ku harus terhenti…
Ku atur kembali langkah lunglaiku…
Karena puja dan pujiku tak boleh sedetikpun terhenti…
Sebab….
Setiap langkahku adalah bukti cinta kasihNya untukku….

Dengan ke-Maha-an Mu

Dengan ke-Maha-an Mu

Bila aku hidup di dunia ini atas karunia-Mu
Maka, layakkah aku berupaya mengejar simpati selain-Mu
Bila aku diciptakan hanya untuk menyembah sepenuhnya kepada-Mu
Maka, patutkah aku meng-agungkan sebentuk sosok dari makhluq-Mu

Bila sujud kepada-Mu adalah kemuliaan seorang hamba
Lalu, pantaskah aku menyombongkan diri dengan menolak hukum-Mu
Bila aku mengharapkan syurga-Mu
Lalu, tepatkah bila aku senantiasa bermaksiat mengundang kemurkaan-Mu

Bila hanya wajah-Mu yang akan kekal abadi
Mengapa aku justru mengharapkan wajah-wajah yang akan binasa
Bila Engkaulah satu-satunya Zat yang Maha Kuasa
Mungkinkah aku terbebas dari ketetapan-Mu bila ku mencari pelindung selain dari-Mu

Cinta-Mu, Kasih-Mu, kudamba selalu
Murka-Mu, Siksa-Mu tak sanggup kubayangkan
Namun begitu, terlalu sedikit pahala yang ku ukir daripada dosa yang ku toreh
Dengan ke Mahaan-Mu yaa Rabb, ampuni aku.....

19 Desember 2006

Bicara Cinta

Bicara cinta

Kata orang, cinta itu indah….
Kata orang, cinta itu membawa bahagia….
Kata orang, cinta itu membawa suka…
Kata orang, cinta itu membawa gembira…

Namun kenapa, ada orang berduka karena cinta…
Namun kenapa, ada orang menderita karena cinta..
Namun kenapa, kadang timbul benci karena cinta…
Namun kenapa, seringkali ada yang bunuh diri karena cinta…

Apa sih makna cinta…
Bagaimana sih bentuk cinta…
Kapankah cinta itu bisa datang…
Dan siapakah yang layak dicinta…..

Banyak orang mendefinisikan apa itu cinta…
Banyak orang mencari cinta…
Banyak orang yang mengaku tengah mencinta…
Namun tak sedikit dari mereka yang belum mengerti apa itu cinta…

……Atau bahkan cinta memang tidak bisa didefinisikan..
memang cinta Tidak bisa dilukiskan..
mungkin memang cinta Tidak bisa diungkapkan…
Hanya sekedar dapat dirasakan…

-kamis, 10 agustus 2006-
-syarif hidayatullah-

Tuesday 13 March 2007

Duhai Diri!!!!

Duhai diri…
Ingatlah selalu bahwa kau pasti akan meninggalkan dunia, maka jangan sampai kau terlalu sibuk dengannya, sehingga kau lupa mempersiapkan bekal untuk menghadapi kematian dan kehidupan setelah mati. Kematian terus mengintaimu dan semakin kian mendekat padamu tanpa kau pernah sadar ketika tiba saatnya dia menjemputmu.

Duhai diri…
Apakah kau yakin bahwa masih ada hari esok yang sudi hadir untukmu? Atau, seberapa yakinkah bahwa kau tidak akan mati diesok hari? Sungguh, tiada kepastian kau masih hidup diesok hari, bahkan beberapa saat di hadapanmu pun kau tak mampu memastikannya.

Duhai diri…
Dari sisi manakah dari dirimu yang layak kau banggakan, sedangkan dirimu adalah tempat terhimpunnya segala kehinaan, kau berasal dari air yang hina, makanan yang kau santap berasal dari sari pati tanah, setiap saat kau bawa-bawa kotoran busuk dalam perutmu. Jika bukan karena Rabbmu, boleh jadi kau lebih hina dari hewan sekalipun. Apakah kau hendak merusak penghormatan dari Rabbmu dengan berbuat angkuh?

Duhai diri…
Seberapa sucikah dirimu dari kesalahan? Apakah kau merasa bersih dari dosa? Lantas, mengapa kau merasa ni’mat ketika membicarakan aib saudaramu? Atau mengapa kau seolah merasa bersalah ketika tidak ikut serta dengan kelompok orang-orang yang senang membicarakan aib orang lain? Mengapa kau begitu sibuk dengan aib orang lain sehingga tidak sempat melihat aibmu sendiri? Mengapa bukan aibmu saja yang kau sebarkan kepada segenap penjuru manusia?

Duhai diri…
Sungguh kikir kau ini, kau seringkali menghitung-hitung setiap amal ibadah yang kau lakukan, namun jarang sekali atau bahkan tidak pernah kau menghitung berapa juta kali lipat karunia Rabbmu yang kau terima tanpa kau pinta. Sadarlah wahai diri yang tak tahu diri, bila kau beribadah yang sepenuhnya dalam hidupmu, maka sesungguhnya karunia Rabbmu yang kau terima dalam satu jam saja sudah lebih dari cukup untuk dapat membalas segala ibadah yang kau lakukan.

Duhai diri…
Kenapa kau ini? Seringkali kau me-nomordua-kan Allah, sedangkan Dia-lah dzat yang menjadikan kau hidup, Dia-lah yang menganugerahkan rizqi untukmu, siapakah lagi selain-Nya yang berkuasa memberi rizqi untukmu bila Dia menahannya? Hendak kau kemanakan Allah dalam hatimu? Sedang Nama-Nya senantiasa kau sebut dalam ikrarmu, bahwa seluruh sholat, ibadah, hidup dan matimu kau persembahkan hanya pada-Nya? Begitu pelupa-nyakah dirimu sehingga sebegitu seringnya kau ucapkan ikrar itu sesering itu pula kau melupakan keberadaan Rabbmu?

Duhai diri…
Sungguh celaka kau ini! Betapa sering kau berpendapat tanpa ilmu? Kau sebarkan pendapat itu seolah-olah itu berasal dari Al-Qur’an dan sunnah, padahal pendapatmu itu hanyalah sebuah dugaan. Kau sesatkan manusia banyak dengan pendapatmu itu, aduhai sungguh malang kau ini.

Duhai diri…
Seberapakah cerdasnya dirimu?!!! Sehingga tanpa malu dan aling-aling, kau bantah semua ayat-Nya yang tidak sesuai dengan kehendak nafsumu, lalu dengan kecerdasan yang kau anggap super itu, kau susun sebuah pedoman yang sesuai dengan nafsu hinamu yang akan kau gunakan untuk mengatur hidupmu. Kau berharap hidupmu akan lebih baik dengannya, dan kau ajak manusia mengikuti pedoman yang kau buat itu. Padahal betapapun kau kumpulkan orang-orang cerdas yang ada pada zamanmu dan sebelum-sebelummu, bahkan dengan otak yang sekelas einstein sekalipun tidak akan mampu membuat sebuah pedoman hidup yang sebaik, selengkap dan sesempurna Al Qur’an, karena ia adalah Kalam Dzat yang menciptakanmu, yang pastinya amat dan paling mengerti apa yang kau butuhkan. Tolong kau camkan dan kau renungkan hal ini duhai diri.

Duhai diri…
Di manakah kau letakkan rasa malumu? Rabb-mu menciptakan bumi ini dengan tidak main-main, dan tiada sesuatupun yang Dia jadikan dengan sia-sia. Lalu mengapa tanpa pernah merasa rugi, kau sia-siakan jatah waktu yang dia tetapkan untukmu dengan bermain-main, atau bahkan kau gunakan waktumu untuk mendurhakai-Nya. Berapa waktu yang kau habiskan untuk membaca koran, yang kau merasa rugi bila melewatkannya, sedangkan tuk membaca qur’an kau cukupkan dengan hanya sekedar satu atau dua menit saja.